Orang Dibalik Layar

Jumat, 17 Mei 2024, aku share story WhatsApp gambar rumah orang Mesir. Foto tersebut aku dapat dari Ustaz Amar Ar-Risalah di grup WhatsApp. Kebetulan beliau waktu itu sedang di Mesir. Kemudian teman online ku laki-laki mengomentari foto tersebut. Jadi beberapa hari ini kami sering ngobrol lewat chat.

Kebetulan temanku itu kuliah di Al Azhar, Mesir. Jadi sewaktu aku membuat story mengenai Mesir, dia tertarik untuk komentar. Obrolan kami random saja membahas mengenai kuliah di Mesir dan sebagainya, lalu kami membahas mengenai kenyamanan membuat postingan di media sosial.

Temanku itu sama sepertiku, dia orang yang introver. Aku penasaran saja, mengapa dia yang kuliah di luar negeri sama sekali tidak pernah share foto di media sosial mengenai dirinya di luar negeri. Biasanya, orang-orang akan share foto-foto mereka di media sosial, meski tidak harus kuliah di luar negeri sekalipun.

Temanku itu jarang sekali share postingan di media sosial. Pernah share story di IG, namun story tersebut tentang sebuah informasi misal kepenulisan, atau kursus bahasa, bukan share foto pribadi. Bahkan share foto pemandangan pun tidak pernah.

Lalu dari obrolan kami, aku jadi mengetahui alasan dia tidak pernah posting apa pun di media sosial. Foto profil WhatsAppnya juga kosong. Alasan dia untuk tidak upload foto-foto di media sosial bukan karena takut fotonya dicuri lalu disalahgunakan oleh penjahat atau takut terkena 'ain. Namun lebih kepada kenyamanan pribadi.

Berikut transkrip chat ku di WhatsApp bersama temanku tersebut, dengan sedikit diedit.

[5/18, 20:56] Aku: (Sebut nama teman), kok kamu kayak nggak pernah posting di IG atau bikin story IG gitu?

[5/18, 21:45] Teman: Gk kak, krng suka begituan.

Pke Ig dan lain² utk liat² ajaπŸ˜‚πŸ˜‚

[5/18, 21:52] Aku: Pantesan, sw pun tak pernah upload 😹. Hidupmu sangat privasi πŸ₯ΊπŸ‘πŸ»

[5/18, 22:02] Teman: Aku mikirnya gini kak. Aku klo ada apa² itu lebih menikmati tnpa diapa²in.

Kyak fto & video momen tertentu, tnpa hrus fokus megang kamera, trus menikmati di dlm layar yg kecil.

Aahh itu terasa memaksa banget

[5/19, 05:18] Aku: Masyaallah. Pingin banget bisa seperti itu πŸ₯Ί

[5/19, 05:43] Teman: Bukannya kakak gitu juga ya?

[5/19, 05:57] Aku: Aku kan masih suka posting, kadang. Kalau kamu yang enggak sama sekali gitu kan. Aku lihat kamu posting cuma ada kepentingan aja. Misal kalau di IG dulu pernah ikut kelas b. Arab atau apa gitu kalau nggak salah, terus kamu posting di story IG dan tag tag in orang.

[5/18, 22:03] Teman: Jdinya aku terprivasi dgn sendirinya sebenarnya kkπŸ˜‚πŸ˜‚

[5/19, 05:19] Aku: Karena memang kamu sendiri orangnya lebih nyaman begitu. Nggak share atau kalau ada acara apa gitu harus foto-foto

[5/19, 05:19] Aku: Berarti kamu jarang foto-foto atau mengabadikan momen lewat foto atau video?

[5/19, 05:46] Teman: Klo sekarang iya sih kak karena sadarπŸ˜‚πŸ˜‚

Tpi klo dulu malah akunya yang duluan ngerekam atau ngefoto momen² indah gitu kak.

Kemudian lama² agak kerasa dan kepikiran gini "itu fto sama video buat apa ya di galeri. Dilihat gk, di share juga gk".

[5/19, 05:49] Teman: Akhirnya pada suatu hari ni aku maksa untuk tidak mengabadikan fto atau video lagi. Aku mikirnya "kok rasanya enk bnget, berlalu aj gitu". Klo kita fto atau video pasti ada perasaan ini bgus tdk ya, kn gitu ya kak. Tpi klo gk fto gitu, yaudah selesai keindahannya

[5/19, 05:50] Teman: Krn memang pda dasarnya aku jarang utk fto diri sndiri kak. Trus beralih cuma ke momen² indah gitu. Tpi akhirnya berhenti juga πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

[5/19, 06:01] Aku: Wah. Kalau aku kayaknya masih sulit deh. Apa lagi cewek masih lebih narsis dari cowok 😭

[5/19, 06:00] Aku: Iya betul. Dulu aku pernah liburan bareng sama teman²ku juga, mereka di tempat liburan itu malah banyak foto-fotonya, malah kayak nggak menikmati keindahan tempatnya itu, kan itu liburan ke tempat alam gitu.

Tapi menurutku foto-fotonya bisa dilihat lagi, kalau mau nostalgia. Terus jadi merasa kangen dengan masa-masa itu. Soalnya kalau dilihat di foto dan video tuh, liburannya berasa seru gitu.

Namun, aku mikir juga, sih. Yang dikangenin temen-temenku atau aku ngangenin momen yang sudah berlalu itu? Kalau ngangenin temen-temenku, bisa diagendakan untuk ketemu. Tapi kalau kangen dengan momen yang udah berlalu tersebut, aku nggak bisa balik ke sana, karena udah berlalu.

[5/19, 06:01] Teman: Iya sih kak

Hehehehh

[5/19, 06:02] Aku: Kadang tuh juga pingin share gitu misal foto pribadi. Tapi mikir lagi, "buat apa, ya?". Terus tuh, kalau lihat postingan orang lain di IG, kayaknya kehidupan mereka lebih seru daripada kehidupanku sendiri. Padahal, belum tentu begitu. Soalnya itu hanya postingan di media sosial. Jadi ada perasaan iri.

[5/19, 06:11] Aku: Sampai bikin tweet begini di X (dulu Twitter)

(Membagikan tweet yang di screenshot)

[5/19, 06:04] Teman: Nah iya kak

[5/19, 06:04] Teman: Kakak suka fto diri sndiri juga?

[5/19, 06:10] Aku: Suka sih, kalau lagi mood aja. Tapi jarang di posting di medsos, hanya ada di galeri 😹

[5/19, 06:18] Teman: Terkadang kesalahan terbesar kita yang nyaman di balik layar adalah ingin merasakan kesenangan orang yang di depan layar kan kak

[5/19, 06:34] Aku: Betul banget πŸ˜­πŸ‘πŸ». Suka sama kata-kata ini

[5/19, 06:22] Teman: Sekarang aku baru sadarnya gitu kak.

Pas di pondok itu kadang benar² merasa kok aku kayak gak terlalu diterima orang, apa karena gk bisa ini itu, dan berbagai macam lainnya kan kakak.

Tpi begitu aku muncul, aku dipanggil sana sini utk diminta tolong, ada rasa kurang nyaman nya juga. Dri sisi aku diperlukan ya kerasa senang banget gitu, tpi Dri satu sisi yg lain gk nyaman. Yaudah akhirnya aku ttp berada di belakang layar πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

[5/19, 06:24] Teman: Sampe nulis aja aku gitu kak. Pengennya kayak kakak gk pake nama sendiri, tpi aku mikir ide ceritanya aja udh sering, nama tokohnya lgi, trus ditambah dgn nama pena lgi klo mau di pke.

Akhirnya biarin aj dehπŸ˜‚

[5/19, 06:36] Aku: Jadi kamu udah tahu sendiri ya, gimana rasanya di depan layar itu. Eh, ternyata nggak nyaman buatmu sendiri. Balik lagi deh, berada di balik layar

[5/19, 06:39] Teman: Iya kak.

Gk tahan tubuh aku di depan layar Mulu walaupun tiap detik di pujiπŸ˜‚



Sekian, percakapanku dengan temanku itu dengan tema bahasan mengenai kenyamanan posting atau tidak posting di media sosial. Aku hanya berdoa kepada Allah, semoga dijauhkan dari sifat over sharing dan terlalu lama bermain media sosial.

Selain introver, aku dan temanku sama-sama orang yang pemalu. Kalau di puji gitu, rasanya jadi malu. Terima kasih teman, sudah mau menerima permintaanku untuk memfotokan pemandangan di Mesir. Padahal kamu sendiri sudah tidak foto-foto pemandangan lagi, karena lebih ingin menikmati keindahan pemandangan, bukan mau mengabadikannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bisa Bahasa Inggris, sih, Tapi Nggak Pro

Review Film Kereta Berdarah (2024)

Arti Sebuah Kehilangan