Review Money Heist Spanyol Season 3 Sampai 5

 

Season 3 La casa de papel atau Money Heist Spanyol dimulai dengan misi baru yaitu pencurian emas di Bank Spanyol. Sebelumnya geng Tokyo dan kawan-kawan berhasil mencuri uang di Badan Percetakan Uang Spanyol. Kini mereka memulai misi baru dengan latar belakang mengapa perampokan tersebut harus dilakukan.

Beberapa wajah baru akan tampil menghiasi season La casa de papel. Seperti biasa, alur series dibuat maju mundur sehingga masih dapat melihat wajah Berlin di flashback cerita. Season 3 tamat dengan ending menggantung sehingga harus menonton sampai Season 5 volume 2 untuk menyelesaikan series perampokan ini.

Beberapa resiko harus mereka lakukan. Pencurian kali ini adalah mencuri emas batangan yang pada dasarnya mustahil untuk dilakukan. Namun dengan kecerdasan Profesor semua itu mempunyai jalannya, meskipun mengetahui resiko yang harus mereka tanggung.

Entah, La casa de papel akan meneruskan ke season selanjutnya atau menamatkan cerita geng Tokyo dan kawan-kawan hanya sampai di season 5 saja. Pasalnya ketika menonton series ini sudah tidak ada ruang lagi untuk mereka meneruskan series tersebut. Kecuali jika di remake kembali di masa yang akan datang.

Tentulah budget yang dikeluarkan untuk series ini sangat worth it, mengingat kualitas series atau film di Netflix kebanyakan tidak mengecewakan para pemirsanya.

Konflik antar hubungan pribadi dan masa lalu akan menghiasi series ini sepanjang para polisi memikirkan cara untuk menangkap begundal-begundal yang meresahkan pemerintah.

Banyak yang mendukung Profesor dan antek-anteknya, namun tidak dengan para pemerintah karena para bajingan itu telah melawan negara. 

Series ini mengangkat isu-isu pemerintahan dan membeberkannya secara mentah-mentah. Terlihat bahwa tindak kejahatan pemerintahan di Spanyol ditutup-tutupi dari masyarakat demi kemaslahatan bersama.

Ditemani oleh plot twist yang apik hadir di season 5 yang mungkin sebagian penonton tidak akan menduganya.

Series ini juga mengangkat isu tentang kesetaraan gender dengan menampilkan karakter-karakter homo dan transgender yang ada di dalamnya. Seperti tokoh Palermo yang menyukai Berlin namun tidak mendapatkan cintanya. Helsinki yang homo dan menyukai Palermo. Dan, Julia atau yang bernama asli dalam series tersebut adalah Juanito yang merupakan seorang transgender.

Belén Cuesta tentu saja adalah perempuan asli sejak lahir. Namun dalam La casa de papel ia memerankan karakter transgender yaitu Julia. Atau bisa disebut dengan nama kodenya yaitu Manila.

Pada series ini juga sering menyebut Al-Qaeda, ISIS atau kelompok ekstrimis dalam Islam ketika para polisi menangani para penjahat namun menggunakan cara menyimpang dari hukum.

Entah terdapat isu Islamophobia atau tidak disini. Namun ketika menyebutkan memang seolah-olah seperti fakta. Tidak terlihat adanya bentuk penistaan agama di sini. Di Netflix terdapat series yang berjudul Elite. Series tersebut membahas mengenai Islamophobia yang terjadi di Spanyol.

Beberapa karakter yang sangat kuat perannya dalam series ini benar-benar plot twist ketika penonton tidak menginginkan hal itu terjadi kepada mereka. Namun series ini seperti mendekati kenyataan. Pada akhirnya ketika telah mengerti resiko perampokan tersebut. Maka apa pun yang terjadi harus siap dihadapi.

Epic-nya film ini membuat aku sebagai penontonnya bertanya-tanya bagaimana cara mengakhiri series ini supaya tidak terlarut-larut dalam terlalu panjangnya episode. Sebagian orang kurang suka menonton series yang terlalu panjang sebagus apa pun series tersebut dikatakan. Mereka, "sudah malas di awal".

Adanya beberapa karakter yang plot twist di series ini menandakan untuk mengakhiri series ini. Menurut pendapatku terlihat tidak akan ada season selanjutnya lagi. Tentu saja menggarap series tersebut tidak hanya menguras tenaga namun juga menguras pikiran untuk memikirkan ending yang diharapkan penonton.

Aku sebagai penonton agak kecewa dengan tidak lengkapnya personel. Namun hal tersebut sangat dimaklumi.

Beberapa negara akan di-mention oleh series ini termasuk negara Indonesia. Namun negara tersebut tidak menjadi salah satu lokasi untuk syuting. Pulau Palawan di Filipina menjadi salah satu lokasi untuk syuting La casa de papel.

Penggarapan series ini sepertinya tidak bisa dibilang mudah mengingat pembagian episodenya yang dipisah-pisah saat penayangan. Season 3 dan 4 terdapat 8 episode. Season 5 terdapat 5 episode di volume 1 dan 5 episode di volume 2. 

Hal yang dapat dipelajari dari series ini tentu bukan perampoknya, namun mengenai loyalitas sesama anggota. Profesor sangat loyal dengan anggotanya. Walaupun mungkin akan kita lihat beberapa situasi yang membuat mereka harus mengkhianati rekan mereka sendiri, namun pada akhirnya nurani mereka tetap memilih setia kepada anggotanya.

Tentunya aku sangat takjub dengan tiruan emas yang dibuat dalam series ini sangat menyerupai aslinya. Hal tersebut mudah saja dilakukan dalam film atau series. Namun setelah series ini selesai kemanakah tiruan emas batangan tersebut? Karena terdapat logo topeng bergambar wajah Salvador Dali.

Wajah Salvador Dali menjadi ikon perampokan yang dipimpin oleh Profesor atau bernama asli di dalam series ini yaitu Sergio Marquina. Dali merupakan pelukis asal Spanyol yang sering mengangkat isu-isu kapitalisme. Ia menolak adanya perbedaan kelas Borjuis dan kelas Proletar.

Sergio Marquina tidak semata-mata mencuri untuk kekayaan dirinya sendiri. Namun dalam series tersebut diceritakan bahwa misi sebenarnya adalah untuk menolak kapitalisme seperti yang dilakukan oleh Dali. Sehingga aksi-aksi menelanjangi kebusukan pemerintah pun dilakukan oleh geng perampok ini.

Seolah-olah para perampok membangkitkan kembali semangat Dali. Seperti terlihat dalam pesannya 'somos puta resistentia' atau dalam bahasa Inggris adalah we are fucking resistance.

Dalam series diceritakan bahwa Profesor dan kawan-kawan telah memotivasi para masyarakat untuk melawan ketidakadilan yang ada di seluruh dunia. Sehingga pesan Dali pun menyebar di mana-mana. Tidak hanya di Spanyol saja bahkan sampai juga ke Arab Saudi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bisa Bahasa Inggris, sih, Tapi Nggak Pro

Review Film Kereta Berdarah (2024)

Arti Sebuah Kehilangan