Review Film Bad Genius (2017)

 

Halo teman-teman pembaca, aku kembali lagi nih dengan me-review film dari negara Gajah Putih yaitu Bad Genius. Sebelum itu aku mau bilang, udah nggak kerasa aja ya udah bulan Desember. Nggak nyangka, kita #dirumahaja udah hampir satu tahun ya. Pasti seneng sedihnya udah pada tahu sendiri kan gimana rasanya. Kalau aku sih memang tipe orang yang suka #dirumahaja, jadi nggak kaget dengan kebijakan pemerintah. Tapi aku pribadi ngerasain suntuknya juga, kok, sampai boring-nya #dirumahaja terus itu gimana.

Okay langsung aja. Kalau sesi curhat, kayaknya harus bikin konten blog terpisah deh, maaf ya guys. Film Bad Genius bisa dibilang film yang mengusung genre yang unik dan beda, jarang-jarang ada film yang mengangkat tema 'menyontek'. Biasanya film-film sering mengambil tema percintaan, horror, action, dan yang umum lainnya. Dalam film Bad Genius, penulis naskahnya ingin mengambil tema yang berkaitan dengan isu pendidikan.

Uniknya, belum ada film yang membahas spesifik tentang siswa-siswi sedang menyontek. Menurut aku ini film pertama yang kutonton—yang full membahas tentang seorang murid menyontek. Bisa dibilang konsepnya unik. Aku mencoba untuk sebisa mungkin me-review tanpa spoiler. Aku tahu kok, yang namanya spoiler itu menurunkan hasrat keinginan kita untuk menonton sebuah film.

Menit awal film ini cukup gimmick menurut aku, dan itu yang bikin kita jadi berpikir "wow banget nih ceritanya", "ada apa nih?". Kita seakan dibikin kepo gitu sama sutradaranya. Gara-gara ini, filmnya jadi berimbas kepada menurunnya intensitas ke-kepoan kita atau keantusiasan kita jadi menurun untuk menit-menit akhir film, karena pada menit pertengahan film udah diungkapkan apa sebenarnya yang sedang terjadi.

Yang tetep suka bumbu romance, atau kisah kasih disekolah, di film ini tetap ada. Hanya saja kapasitasnya nggak akan diekspos secara gamblang dan cenderung samar-samar. Fokus ceritanya bukan ke genre romance. Bad Genius memang menceritakan secara full anak-anak sekolah yang sedang melakukan contek menyontek ketika ujian. Tapi tentunya kita akan tetap dibuat tercengang dengan cara para siswa nyontek. Aku aja sampai nggak habis pikir dengan cara nyontek mereka yang emang bener-bener belum pernah terpikirkan ketika aku sekolah dulu.

Bisa dibilang aku cukup ketinggalan sih nonton film ini. Film ini rilis 3 Mei tahun 2017, dan aku baru nonton kemarin-kemarin ini. Tapi nggak apa-apa, yang penting udah nonton. Kalau mau kasih rating untuk film ini aku masih belum tahu mau kasih rating berapa. Soalnya aku sendiri masih kali kedua ini review film atau series. Yang pertama aku review series Girl From Nowhere, series dari Thailand.

Aku lihat di akun Instagram Bang Reza (@rezafernandaf), orang yang udah berpengalaman dalam me-review film, dia memberi rating 9.5/10 untuk film ini. Rating yang sangat bagus untuk sebuah film. Mengutip review tulisan dari Bang Reza, "film ini mampu membuat siapapun yang menontonnya tegang dan mampu memicu adrenalin penontonnya". Memang benar banget Bang Reza, aku merasakan betapa tegangnya melihat cara anak-anak Bad Genius ini menyontek, gimana terlalu beraninya karakter utama Lynn dengan segala resiko-resiko yang telah dia buat.

Bagi yang belum nonton, wajib nonton film ini deh, film ini related banget sama kehidupan kita di sekolah. Siapa sih anak zaman sekarang yang nggak pernah nyontek? Bahkan yang nulis tulisan ini juga sering nyontek sewaktu disekolah, sedih banget ya realitanya. Itu memang ironi pahit birokrasi pendidikan di dunia ini.

 




Note: Review ini untuk tugas Bootcamp Talent Calon PJ KMO Indonesia

#BootcampTime

#PejuangLiterasi 

#KMOIndonesia

#LorongSunyi 

#BuatSejarahmuSendiri




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bisa Bahasa Inggris, sih, Tapi Nggak Pro

Review Film Kereta Berdarah (2024)

Arti Sebuah Kehilangan