Review Girl From Nowhere (2018)



Source

Hai udah November aja nih. Aku udah berapa bulan ya hibernasi dirumah. Nggak kerasa udah mau masuk 2021 aja. Apa ya kejutan yang bakal disajikan di tahun depan. Aku sih penasaran banget, sampai kadang mikir gitu, gimana kalau tahun depan malah lebih parah dengan tahun ini. Semoga enggak. Aku nggak berdoa buruk, kok, hanya... Menerka-nerka aja. Oke maaf, aku kayaknya terlalu overthinking.

Kali ini aku mau review series Thailand. Sebelumnya aku belum ada sama sekali pengalaman review film atau series. Jadi ini pertama kalinya aku review series yang udah terkenal di negara asalnya. Series ini udah terkenal juga di negara-negara lain.

Aku mau review series Girl From Nowhere. Menurutku bagus banget seriesnya. Aku suka banget sama cara shoot-nya yang bener-bener sinematografis gitu. Series ini adalah series asli produksi Netflix. Biasanya dalam membuat film atau series, Netflix sudah tidak diragukan lagi kualitasnya.

Kata temanku kalau nyebut series Thailand itu lakorn. Mungkin kayak sebutan drama Korea yang disingkat jadi drakor. Nggak tahu juga. Misal, drama Thailand kalau mau disingkat kan jadi "drathai". Sepertinya istilah lakorn berasal dari bahasa Thailand.

Series Girl From Nowhere sudah tayang sejak 8 Agustus 2018 lalu. Kabarnya series ini bakalan tayang season 2-nya. Kabar ini mungkin nggak kaget lagi bagi pecinta Nanno. Karena sudah ada clue-nya dulu di episode 13 Girl From Nowhere season 1. 

Dalam series ini ada 13 episode yang tiap-tiap episodenya juga beda cerita. Setiap episodenya juga digarap oleh sutradara yang berbeda-beda.

Ada beberapa sutradara yang menggarap series ini yaitu Jatuphong Rungrueangdechaphat, Komgrit Triwimol, Pairach Khumwan, Sitisiri Mongkolsiri, Varayu Ruksku, Siwawut Sewatanon, Chaianan Soijumpa, Apiwat Supateerapong, dan T-Thawat Taifayongvichit.

Setiap episode dari series ini diberi judul sendiri-sendiri. Seperti episode 1 The Ugly Truth, episode 2 Apologies, episode 3 Trophy, episode 4 Hi-So, episode 5 Social Love, episode 6 dan 7 Wonderwall Part 1 & 2, episode 8 Lost & Found, episode 9 Trap, episode 10 Thank You Teacher, episode 11 The Rank, serta episode 12 dan 13 adalah BFF Part 1 & 2.

Aku paling suka sama episode 9 Trap dan episode 2 The Ugly Truth. Aku tahu, di review-nya Bang Kepin Helmy di channel YouTubenya, episode yang yang aku suka malah mendapatkan rating rendah dari episode-episode Girl From Nowhere lainnya.

Tapi aku setuju sama Bang Kepin, pada dasarnya nonton film atau series itu tergantung selera masing-masing, nggak bisa dipaksain juga. Kalau menurut bang Kepin episode 3 Trophy dan episode 6 & 7 Wonderwall adalah salah satu episode yang bagus, tapi orang lain belum tentu mikir yang sama.

Aku setuju juga sama Bang Kepin (lagi), kalau episode 9 Trap itu ketebak banget alur ceritanya. Tapi aku menikmati ke-bar-bar-an mereka yang panik berjamaah. Kalau aku yang berada dalam situasi mereka, aku bakalan panik juga. Fakta.

Pada episode 2 Apologies, aku suka gara-gara udah kelihatan banget fantasinya. Mungkin kurang relate juga sama kehidupan. Tapi aku suka banget sama ketakutan bocah-bocah apologies ini. Pengen bilang "rasain kamu, makan itu pembalasan dari Nanno". Di sini jadi ketahuan aja kalau Nanno itu ... adalah Nanno (maksudnya cewek yang sifatnya ngeri). Di sini entah Nanno menggunakan jutsu kage bunshin atau gimana, kok bisa-bisanya Nanno nggak bisa mati. Tapi maklum. Mengingat ini genre misteri fantasi.

Episode yang paling bagus dari segi teknik editingnya, jadi kesannya beda sendiri sama episode-episode lainnya itu episode 3 Trophy. Aku cuman ngetawain aja karakter utama disini selain Nanno yang haus banget dia sama sebuah trophy. Jadi kelihatan banget kalau sekolah di episode 3 ini nggak ngerti apa-apa, makanya nggak tahu mana yang benar dan yang salah.

Episode 6 & 7 Wonderwall Part 1 & 2 entah kenapa jadi episode yang ngeri aja kalau itu emang beneran ada di kehidupan nyata. Ya, alhamdulilah itu nggak mungkin ada di dunia nyata. Disini kita jadi tahu, bahwa yang kelihatannya baik belum tentu memang baik. Selalu ada sisi gelap dari sifat manusia.

Episode yang paling aku suka sinematografinya itu adalah episode 8 Lost & Found. Aku nggak paham sebenernya sama sinematografi, jadi mungkin seleraku nggak bisa dibuat pedoman, atau mungkin yang namanya selera emang subjektif. Mungkin saja pilihan Bang Kepin episode 5 Social Love adalah episode yang paling bagus sinematografinya bisa dibuat acuan yang lebih baik. Kata Bang Kepin episode 5 itu kameranya udah sekelas bioskop.

Menurutku, episode 1 The Ugly Truth itu bener-bener cocok untuk pembukaan series Girl From Nowhere. Meskipun dalam episode 1 udah bisa dilihat kalau mudah ditebak alur ceritanya, tapi yang paling kusuka adalah cara Nanno mengatasi orang bejat pada episode 1 ini.

Episode 4 Hi-So itu juga bagus. Episode disini itu adalah episode "The Nanno Empire" wkwkwk. Suka aja sama menit terkahir episode ini, dan cara sutradara dari episode ini mengemas episode ini jadi beda aja gitu. Aku sebenernya nggak tahu Hi-So itu maksudnya apa, malah aku jadi keinget tokoh utama drakor Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo yang namanya Hae-soo (yang meranin mbak IU).

Itulah tadi review-ku mengenai series Girl From Nowhere yang kata netizen series ini adalah black mirror-nya negara Thailand. Aku rasa sih nggak cuma di Thailand aja, kasus-kasus yang ada di series ini juga ada di negara lainnya termasuk Indonesia. Aku berterima kasih banget dengan adanya series ini, aku jadi tahu black mirror-nya sebuah sekolah. Selama aku sekolah, alhamdulilah baik-baik aja. Ngeri aja kalau sampai ada kejadian yang persis sama kayak di series ini, terjadi sewaktu aku masih sekolah.

Aku disini berusaha review tanpa spoiler Soalnya aku tahu, kalau nonton udah tahu spoiler-nya itu rasa nontonnya jadi berkurang, rasa penasarannya juga jadi berkurang. Jadi film atau series yang harusnya seru jadi biasa aja.

By the way, dari tadi kayaknya aku banding-bandingin review-ku sama Bang Kepin Helmy. Review-nya Bang Kepin itu memang aku jadikan referensi. Tapi dari review-nya Bang Kepin aku jadi tahu, bahwa selera kami berbeda, penilaian kita juga beda. Menonton film memang sesuatu yang subjektif, sama seperti selera masing-masing orang yang subjektif, nggak bisa dipaksain.

Kalau mau lihat review-nya Bang Kepin tentang series Girl From Nowhere bisa lihat di channel YouTubenya bernama Kepin Helmy.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bisa Bahasa Inggris, sih, Tapi Nggak Pro

Review Film Kereta Berdarah (2024)

Arti Sebuah Kehilangan