Rasanya

Pernahkah kalian merindukan masa-masa ketika banyak teman? Yaaaaaa walaupun itu hanya di medsos. Pernahkah teman dunia maya kalian yang seperti sudah saling akrab tiba-tiba menghilang begitu saja? Bukan, ini bukan ghosting. Tidak ada hubungannya.

Dia benar-benar pergi. Entah kenapa nomor kontaknya tiba-tiba tidak bisa dihubungi. Kita lupa-lupa ingat akan media sosialnya, karena waktu itu media sosial kita juga berganti, sehingga tidak berteman lagi. Hanyalah nomor itu satu-satunya alat komunikasi. Sekarang malah terputus kembali.

Bukan apa-apa sih, rasanya terkadang rindu saja, ingin bersua, menyapa, menanyakan kabar teman-teman yang ada di sini-sana. Aku tahu, kalian pasti mengharapkan bisa bertemu dengan teman-teman dunia maya. Sepertinya perasaan itu selalu ada pada setiap orang.

Beruntunglah yang sudah berhasil meet-up. Yang belum? Hanya bisa iri dan gigit jari. Terkadang keinginan itu muncul saat otakmu sedang lelah, saat sedang sangat senggang tidak ada kerjaan, atau saat sedang kepikiran.

Rasanya, seperti hubungan sudah berakhir, saat teman kita menjadi lambat membalas pesan. Bukannya dia yang berubah, tapi keadaan memang sudah tidak seperti dulu.

Akhirnya lelah itu juga ada. Berhenti berkomunikasi dan menjadi mengabaikan tidak seperti dahulu kala yang terlihat sangat akrab bak pulpen dengan tinta.

Sebenernya kita tidak bisa lantas berburuk sangka. Bisa saja dan memang bisa, ada beribu kemungkinan bagaimana seseorang memutuskan sebuah keputusan, tanpa ada kabar mengabar. Kau hanya perlu menanyakan itu.

Hidup itu lucu kalau dipikir-pikir. Entah apa, yang jadi dekat bisa jadi menjauh. Yang tidak kenal, tiba-tiba dapat menjadi sosok yang sangat terkenang. Entah bagaimana, mengapa bisa begitu, kita tidak tahu.

Aku tidak pernah menyesali keputusan yang sudah kubuat. Hanya saja terkadang kerinduan akan perkataan "apa kabar" hadir begitu saja.

Hei kau tahu ini rasanya bagaimana? Seperti saat temanmu memutuskan perpisahan denganmu secara baik-baik. Rasanya kau tidak akan bisa meneteskan air mata saat itu juga, rasanya kau tidak bisa melihat kenyataan kalau semuanya akan berakhir.


Rasanya... 


Kau ingin mengulang kenangan-kenangan yang selama ini hadir.

Ya, kenangan memang tinggal kenangan. Jika mau diulang apa perlu menguasai sebuah lucid dream untuk mengulang masa-masa itu di alam mimpi? Aku rasa tidak perlu.

Walaupun sudah tidak bersama-sama, berjalan pada jalan masing-masing, akan tetap ada sebuah kenangan yang tidak akan menjadi asing.

Dan akhirnya kau mengucap syukur pada siapa pun yang pernah hadir, dan berterima kasih kepadanya.














Epilog

Halo Jaksel dan Jaktim, apa kabar? Wleee 😛

Postingan populer dari blog ini

Bisa Bahasa Inggris, sih, Tapi Nggak Pro

Review Film Kereta Berdarah (2024)

Arti Sebuah Kehilangan