Percakapan Wkwk

Sore-sore aku ngobrol-ngobrol sama bapak di ruang tamu. Biasanya kalau sore-sore memang waktunya duduk-duduk santai sambil membicarakan apa aja. Tapi nggak sering juga. Membicarakan mulai dari zaman dahulu yang ceritanya selalu diulang-ulang kayak radio rusak. 

"Zaman dahulu seperti ini nggak kayak zaman sekarang yang seperti itu". Atau misal, "dulu itu pergaulan beda sekali sama zaman sekarang. Anak zaman sekarang pada pacaran nggak ada akhlak, gandengan tangan cium-ciuman di depan umum nggak ada malu. Ada yang hamil di luar nikah lagi. Kalau anak zaman dahulu jangankan mau ciuman, mau pegangan tangan aja pada malu". Dalam hati aku cuma berkata, "namanya juga anak zaman sekarang, Pak".

Sudah mulai bosan aku keluar ke belakang rumah, tepatnya sih cuma berdiri di depan pintu. Eh, ternyata ada tamu. Di belakang ada ayam yang selalu mengincar padi di dalam rumah. Aku yakin, ini ayam pasti juga lagi lirik-lirik ke dalam rumahku berusaha masuk. Karena aku ada di depan pintu, ternyata ini dua ayam masih punya malu. Nggak ada yang berani masuk dan hanya melihat ke dalam rumah aja. Ayam yang satunya sibuk pura-pura cari makanan. "Makan itu tanah, yam", gini-gini manusia mau dibodohi sama seekor ayam. Oh tidak bisa. Karena ayamnya tetap saja setia disitu, akhirnya aku lapor ke bapak, masuk ke dalam rumah.

"Pak, itu ayam waktu aku lagi berdiri di situ, dia ada di depan aku. Seperti mau masuk rumah gitu". "Ayam yang mana?". "Itu, ayam yang biasa masuk dalam rumah". Bapak aku bilang "yang mana sih?". "Itu, yang satu betina warna kelabu, sama yang satu jago warna item". "Oh itu, mereka berdua memang selalu masuk rumah". Dalam hati, memang iya Pak, memang hanya Anda saja yang mengetahuinya, anakmu ini juga sudah tahu. "Emang setiap hari berusaha masuk rumah buat incar padi. Terus selalu mereka aja yang masuk rumah". Bapak tiba-tiba bilang, "Mereka kemana-mana selalu berdua, kok bisa gitu ya. Nggak pernah gabung sama yang lain, selalu berdua aja". Fakta memang benar sih, itu dua ayam kalau punya tangan, kemana-mana pasti sudah bergandengan tangan, kalau perlu di borgol, biar makin rapat hubungannya.

"Iya kok bisa ya, pak, emang mereka berdua aja sih yang selalu masuk rumah". "Pacaran". Tiba-tiba bapak jawab gitu. Hah??. "Soulmate mungkin Pak" Tiba-tiba bapak bilang, "Eh tapi pikirannya seperti manusia ya". Pendapat bapakku memang unik-unik. Apa karena ayam-ayam tersebut selalu berdua, seperti manusia kalau lagi menjadi budak cinta, bawaannya ingin nempel terus. Oke aku ngawur. Habis epic banget bapak bisa bilang kalau ayam pikirannya seperti manusia. Mungkin juga otaknya ayam mirip manusia, Pak. Mari, kita bereksperimen untuk membuktikannya. Dan aku jawab saja, "Iya, cuma mereka aja ayam yang paling pinter, setiap hari ngincerin padi, ayam lainnya enggak".

Rumah, 10 Juli 2020

Postingan populer dari blog ini

Bisa Bahasa Inggris, sih, Tapi Nggak Pro

Review Film Kereta Berdarah (2024)

Arti Sebuah Kehilangan