Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Angan yang Tak Direstui Takdir

Angan yang Tak Direstui Takdir Terik matahari tak membuat kedua anak kecil yang terlihat masih bersemangat sekali mengais-ngais sesuatu. Peluh membasahi pipi mereka berdua. Namun, teriknya matahari seakan diabaikan begitu saja. Anak kecil laki-laki dan perempuan itu terlihat membawa karung lusuh sedang mengais-ngais tempat pembuangan sampah yang ada di depannya. Terlihat pakaian lusuh yang mereka kenakan sudah basah oleh keringat. “Udah nih Je, kita pulang, yuk.” Anak perempuan itu berkata kepada anak laki-laki yang dipanggil Je untuk menyudahi pekerjaannya. Mereka kemudian pergi dari tempat pembuangan sampah itu. Berjalan santai di sepanjang jalan dengan wajah tidak ada kesenduan sama sekali. Mereka terlihat tertawa-tawa bergembira dan saling bermain kejar-kejaran. Sepertinya apa yang mereka cari sejak tadi pagi sudah membuahkan hasil banyak. Mereka menuju ke rumah atau lebih tepatnya gubuk lusuh dengan bersenandung riang. Hari masih menunjukkan pukul sembilan pagi, anak laki-laki dan

Siapa Sebenarnya Yang Gila?

  Siapa Sebenarnya yang Gila? Orang-orang desa itu terlihat kuwalahan, tergesa-gesa membopong orang dengan gangguan jiwa yang di temukan mengamuk tadi pagi. “Cepat! cepat! kita pasung dia!!.” Orang dengan gangguan jiwa itu meronta-ronta berteriak minta di bebaskan. Ia menggeram bagai kesurupan, membuat anak-anak kecil yang menontonnya takut dan lari terbirit-birit tapi juga penasaran dengan apa yang di lakukan orang-orang dewasa di depannya. Tampak orang tua yang pasrah mengiringi orang dengan gangguan jiwa itu yang di masukkan ke gubuk lusuh tak berpenghuni. Cepat-cepat para warga memasung kedua tangan dan kaki orang gila tersebut dan membungkam mulutnya. “Rasakan!, kamu pantas di tempat seperti ini dasar gila!”. Orang gila itu hanya meronta-ronta minta di bebaskan. Terlihat orang tua yang mengiringi tadi sesenggukan di samping orang gila itu. Air matanya tumpah seketika setelah warga desa pergi meninggalkan tempat orang gila di pasung. “Kenapa kau seperti ini nak…” Orang tua itu sepe